LensaKalbar – Wabah Difteri kini mulai menyerang Kabupaten Sintang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sintang ,telah ditemukan 1 kasus Difteri. Bahkan korbannya sedang dilakukan penanganan secara medis di RSUD Ade M Djoen Sintang
“Saat ini, di Sintang ditemukan 1 kasus difteri. Korban sedang dilakukan penanganan secara medis terhadap 1 kasus suspect difteri pada orang dewasa umur 32 tahun,” beber Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Harysinto Linoh, Rabu (20/12).
Sinto mengatakan, sejauh ini pihaknya berupaya maksimal untuk mencegah terjadinya kasus Difteri di Kabupaten Sintang. Apalagi, sejauh ini telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) Difteri di 20 provinsi serta 95 kabupaten/ kota.
Tak ingin Difteri semakin merambah di seluruh wilayah Kabupaten Sintang, Sinto meminta seluruh unit pelayanan kesehatan melakukan upaya-upaya kewaspadaan dini terhadap kasus tersebut. Artinya, meningkatkan screening terhadap temuan kasus-kasus. Mewaspadai gejala demam lebih dari 38 derajat celcius, batuk, pilek, radang tenggorokan, sakit saat menelan, sesak nafas, serta timbul selaput putih keabu-abuan pada tenggorokan.
Baca: Ingin Lebih Dekat dengan Masyarakat, Kedua Pejabat Sintang Ini Gelar Open House
“Jika menemukan kasus tersebut harus segera melaporkan ke Dinas Kesehatan Sintang ,” jelasnya.
Dari sejumlah literatur, kata Sinto, langkah yang harus segera diambil ketika penderita ditemukan antara lain, mengisolasi pasien di rumah sakit. Diambil apus (sampel cairan) tenggorokan dan diperiksa di laboratorium dan diberi ADS (anti diptheria serum) untuk menetralisir racun yang dihasilkan bakteri.
Tak cukup itu saja, tambah Sinto, seluruh unit pelayanan kesehatan dimintanya dapat meningkatkan cakupan imunisasi DPT-HB-Hib, BT dan Td di daerah-daerah yang cakupan imunisasinya masih kurang. Dengan pemberian imunisasi DPT tiga kali sebelum usia satu tahun serta perlu dilakukan booster atau lanjutan pada usia 1,5 tahun.
Menurut Sinto, difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari corynebacterium diphtheriae yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan. Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak dan lemas. Walau bakteri difteri dapat menyerang jaringan apa saja pada tubuh, tanda-tanda yang paling menonjol adalah pada tenggorokan dan mulut.
Baca: Ini Yang Paling Penting dalam Merawat Sawah
“Tanda-tanda dan gejala umum dari difteri seperti, tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu, radang tenggorokan dan serak, pembengkakan kelenjar pada leher, masalah pernapasan dan saat menelan. Lalu, cairan pada hidung, ngiler, demam dan menggigil, batuk yang keras, perasaan tidak nyaman, perubahan pada penglihatan, bicara yang melantur,” ungkap Sinto.
Kemudian, tambah Sinto, difteri juga bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf. Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung pada kematian bila terlambat mendapatkan perawatan medis.
“Untuk itu, kasus difteri ini bisa di cegah dari awal pada saat anak – anak mendapatkan imunisasi lengkap. Kemudian masyarakat juga diminta untuk harus menjaga kesehatan diri sendiri melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” imbaunya. (Dex)
Baca Juga :
Ingin Lebih Dekat dengan Masyarakat, Kedua Pejabat Sintang Ini Gelar Open House
Ini Yang Paling Penting dalam Merawat Sawah
Begini Nilai Tawar Pilkades Serentak 2018
4 Peran Penting Ibu dalam Kehidupan
Jumlah Penduduk Bertambah, Tapi Laju Perekonomian Menurun, Ini Akibatnya