LensaKalbar – Wali Kota Pontianak Sutarmidji meninjau langsung beberapa pembangunan yang sedang dalam proses pengerjaan, Minggu (19/11) pagi. Pasalnya, proyek-proyek tersebut harus rampung tahun ini.
Diantara yang dituju Sutarmidji, pembangunan Taman Arboretum dan Plaza Untan. Dia juga menyempatkan meninjau pengerjaan rumah susun (Rusun) di Jalan Harapan Jaya, jalan di Paralel Pal V dan gedung SMPN 2 Pontianak. Taman Arboretum akan ada beberapa fasilitas seperti taman catur, lapangan skate board serta mini basket. Rencananya akan di resmikan pada malam pergantian tahun baru.
“Kemudian juga ada jalan penyeberangan, tapi belum selesai dan ada relief perjuangan Digulis agar masyarakat tahu,” katanya.
Sedangkan terkait proyek jalan di kawasan Pal V, menurut Sutarmidji pelebaran Jalan Ampera sudah bagus. Di kawasan tersebut akan dibuat dua jalur. Tapi dia masih melihat median tengahnya agar air jangan sampai tergenang di bagian tengah atau berada di jalan. Genangan tidak boleh ada, karena dikhawatirkan jalan cepat hancur.
“Kalau hujan orang lewat kan rusak jalannya. Sehingga saluran nya harus di genahkan lagi,” ujarnya.
Pengerjaan jalan itu harus selesai sebelum berakhir masa jabatannya sebagai Wali Kota. Sedangkan pembangunan Rusun di Jalan Harapan Jaya tidak lama lagi rampung. Dia menargetkan dua hingga tiga bulan ke depan pembangunannya selesai. Setelah itu, warga akan segera bisa menempatinya.
“Untuk ukuran Rusun itu masingmasing hampir sekitar 24 meter persegi dengan daya tampung 180 kepala keluarga,” ungkapnya.
Penghuni Rusu kata dia, ada yang dengan mendaftarkan diri. Namun ada pula yang difasilitasi Pemkot Pontianak. Pemkot akan memprioritaskan Rusun itu ditempati yang terkena dampak pembersihan Parit Tokaya. Seperti di Gang Dungun Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan.
“Warga Gang Dungun yang rumahnya sudah masuk dalam batas parit, kita relokasi di sana. Beberapa lokasi lainnya yang terkena pembangunan juga akan di relokasi ke Rusun, termasuk yang di pinggir sungai,” sebut Midji.
Ada pula tawaran kepada para guru yang masih menempati rumah dinas di komplek sekolah-sekolah. Menurutnya, untuk wilayah perkotaan sudah tidak cocok lagi ada rumah dinas guru.
Kendati begitu, Sutarmidji berpendapat, kurang ideal seorang guru menempati Rusun. Karena dia yakin para guru tersebut masih mampu untuk mengambil kredit rumah. “Rumah di komplek sekolah sudah tidak boleh lagi, sebab kita perlu lahan yang luas untuk area bermain anak,” tuturnya.
Sedangkan peninjauan terakhir pembangunan gedung SMPN 2 Pontianak di Jalan Selayar. Daya tampung siswa mencapai hampir dua kali lipat dari sebelumnya.
“Dahulu hanya 21 ruang rombongan belajar, sekarang daya tampungnya menjadi 27 ruang,” jelasnya.
Hal itu dilakukannya demi menciptakan kenyamanan bagi anak didik. Berbagai fasilitas penunjang yang dibangun, seperti area ruang bermain, ruang amphitheater dan fasilitas penunjang lainnya.
“Awal tahun depan, Januari mereka sudah bisa menempati gedung yang baru,” tutupnya. (Nrt)