LensaKalbar – Kisaran harga yang stabil antara Rp4 ribu hingga Rp10 ribu per buah didukung ratarata produksi mencapai 24.389 kwintal per tahun, nanas Kabupaten Mempawah mampu menembus pangsa pasar di Malaysia. Kini Kabupaten Sintang, Sanggau dan Kota Pontianak menjadi target berikutnya.
Kabid Pertanian dan Holtikultura Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan Kabupaten Mempawah, Agus Sukmadi menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mempawah terus menggiatkan para petani nanas, agar hasil pertaniannya bisa surplus. Banyak produk olahan dari buah nanas yang jarang ditemui di pasaran, berhasil diproduksi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Mempawah.
Gebrakan dan inovasi yang dihasilkan UMKM dalam pengolahan buah nanas menjadi berbagai macam olahan makanan dan minuman, sangat berpotensi untuk dikembangkan dan dipasarkan secara luas.
“Luas lahan pertanian nanas kita berkisar 700-an hektar, yang terbesar di Kecamatan Sungai Pinyuh yakni di Desa Galang dan Nusapati,” ungkapnya, baru – baru ini.
Dia mengungkapkan, produksi yang dihasilkan para petani nanas di Kabupaten Mempawah terus meningkat. Saat ini mencapai 24.389 kwintal setiap tahun dengan kisaran harga Rp4 ribu sampai Rp10 ribu per buah. Peningkatan produk tersebut didukung terbukanya peluang pasar. Bahkan mampu menembus pasar di negeri jiran, Malaysia.
“Kalau dibandingkan beberapa tahun lalu, kini harga nanas cukup tinggi, karena mampu menembus ke Malaysia,” ungkapnya.
Tidak hanya ekspor, nanas dari Desa Galang dan Nusapati juga menguasai pasaran di seluruh wilayah Kabupaten Mempawah. “Juga menjajaki kabupaten lain di Kalbar seperti Sintang, Sanggau, Kota Pontianak dan daerah lain,” paparnya.
Dia menambahkan, tumbuhan nanas tumbuh subur di areal gambut. Nanas sangat cocok ditanam di lahan kosong milik masyarakat agar produktif dan menghasilkan.
“Ini menjadi peluang besar bagi masyarakat dan Kabupaten Mempawah untuk memperluas areal tanam nanas. Nanas yang mampu hidup di lahan gambut dan perawatanya yang tidak terlalu berat, sehingga tentu dapat dengan mudah untuk dikembangkan lebih luas,” ungkapnya.
Selain itu, banjirnya nanas di Kabupaten Mempawah dapat dilirik para pelaku UMKM untuk menghasilkan produk olahan makanan dari nanas, seperti para UMKM yang telah bergerak dalam memproduksi nanas menjadi berbagai olahan makanan dan minuman.
Sementara, Bupati Mempawah Ria Norsan menegaskan dukungannya terhadap UMKM untuk memproduksi nanas menjadi produk olahan menarik. “Seperti keripik nanas, minuman dari nanas, dan produk olahan lain, harus dikembangkan dengan menarik agar menembus pasaran luas,” ujarnya.
Kendala saat ini, Norsan mengungkapkan, para pelaku usaha menengah masih belum optimal dalam melakukan packaging produk olahan mereka. Ia berpendapat, packaging merupakan suatu hal yang penting untuk menarik minat masyarakat untuk mencoba produk olahan tersebut.
“Kendalanya saat ini packaging, harus dibuat semenarik mungkin agar masyarakat dapat tertarik saat melihatnya,” pesan Bupati.
Dia berencana menjadikan nanas sebagai brand ikon Kabupaten Mempawah, jika produksinya terus meningkat. (Syf)