LensaKalbar – Bupati Sintang, dr. H Jarot Winarno M.Med. Ph, nampaknya tidak terima dengan ulah Pemerintah Pusat (Pempus) yang memotong Dana Alokasi Umum (DAU) dan dana insentif daerah.
“Jumat (110/11) saya sudah melayangkan surat ke Kemenkeu (Kementerian Keuangan) terkait pemotongan tersebut,” kata Jarot, ditemui di Gedung DPRD Sintang, kemarin.
Surat yang disampaikan ke Kemenkeu tersebut juga menyinggung ihwal pengkajian Guru Garis Depan (GGD) yang dinilai membebani APBD Sintang. Seiring dengan pemotongan DAU dan insentif daerah.
“Saya tidak habis pikir, kok Sintang yang selama lima tahun berturut-turut mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) harus dipotong anggarannya. Padahal dari segi serapan dana transfer bagus, mulai dari Dana Desa, DAU maupun DAK (Danak Alokasi Khusus),” papar Jarot.
Dia juga tidak habis pikir kalau pemotongan disamaratakan. Padahal selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang banyak berkontribusi melalui kekayan daerah di Sintang.
“Kalau kita mau jujur, seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia, kebutuhannya sama. Perlu dana untuk kesehatan, pendididikan dan infrastruktur. Jadi, harusnya berapapun kita dapat, ternyata di DAK regulernya kita tidak dapat di jalan dan jembatannya,” beber Jarot.
Tetapi, Jarot tetap bersyukur, lantaran Kabupaten Sintang mendapatkan DAK penugasannya untuk pembangunan jalan dan jembatan.
“Kalau dulu, biasanya Rp60-70 Miliar, sekarang hanya 34 miliar. Jadi teman-teman bisa bayangkan, hanya Rp34 Miliar untuk mengurus jalan di Kabupaten Sintang ini,” katanya.
Dengan situasi dana yang turun tersebut, Jarot berharap untuk dapat disikapi dengan arif. Eksekutif dan Legislatif jangan pesimis terhadap pembangunan di Sintang.
“Saya berharap, penghematan di segala lini dilakukan dengan determinasi yang berarti, dengan dana sedikit bisa memberikan dampak luas ,” tutupnya. (Dex)
Baca Juga :
Waduh…Paripurna RAPBD TA 2018 Tak Kuorum
Herimaturida: Jangan Bedakan Pasien Kaya dan Miskin
[…] Baca: Tak Terima DAU Sintang Dipotong, Jarot Surati Kemenkeu […]