LensaKalbar – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar menyebutkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Pontianak tertinggi di Kalbar dengan persentase 4,36.
Data yang dirilis pada bulan Agustus 2017 tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 0,13 persen dibanding Agustus 2016 senilai 4,23 persen.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) mengklaim tingginya angka pengangguran ini disebabkan oleh urbanisasi yang tidak bisa dibendung dan tidak memiliki pekerjaan tetap di Kota Khatulistiwa.
“Tujuannya tidak lain ingin mencari pekerjaan ke Kota,” ungkap Edi Rusdi
Kamtono, Wakil Wali Kota Pontianak, Kamis (9/11).
Mengandalkan mencari pekerjaan ke Kota Pontianak, menurut Edi bukanlah harapan yang tepat terlebih Kota Pontianak yang mengandalkan perdagangan dan jasa dengan kebutuhan tenaga pekerja tidak terlalu banyak.
“Sementara kita tidak memiliki industri besar yang dapat menampung pekerja dengan jumlah banyak,” katanya.
Belum lagi, kata dia, luas lahan Kota Pontianak yang tidak seluas daerah lain yang bisa dimanfaatkan menampung tenaga kerja. Namun angka ini bisa diminimalisir dengan memperkuat kreativitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Yang nantinya bisa bersaing bisa mengisi ruang-ruang pekerjaan dimasing-masing sektor,” katanya.
Langkah lainnya, disampaikan Edi, yaitu memberi peluang seluas-luasnya kepada para start up yang ada di Pontianak, salah satunya dengan mempermudah perizinan.
“Ini dilakukan agar orang-orang dapat memiliki jiwa entrepreneur untuk berwirausaha,” terangnya.
Dengan demikian, semakin banyak start up di Kota Pontianak tentu akan menumbuhkan investasi, dengan kata lain mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
“Investasi masuk tentu tenaga kerja dibutuhkan, dengan cara meningkatkaninfrastruktur, tingkatkan keamanan,kenyamana yang kondusif sehingga invetasi bisa tumbuh di Kota ini,” tukasnya. (Nrt)