LensaKalbar – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang dalam melestarikan hutan di Bumi Senentang ini.
“Dari 13 kawasan hutan di Kalbar, dua di antaranya terdapat di Kabupaten Sintang, yaitu Bukit Kelam dan Taman Wisata Baning Sintang, makanya kami siap bersinergi untuk melestarikannya,” kata Sudtata, Kepala BKSDA Kalbar, ketika audensi ke Bupati Sintang, Jarot Winarno, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sintang, Jumat (27/10).
Saat audensi tersebut, BKSDA hadir bersama Tim Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) Kementrian Lingkungan Hidup (LH).
“Pertemuan ini untuk saling merangkul dan berkomunikasi, menjalin silaturrahmi dengan Pemkab Sintang, terkait konservasi hutan,” jelas Sudtata.
Seperti diketahui, Sintang merupakan kabupaten di wilayah timur Kalbar yang memiliki anekaragam hayati dan Sumber Daya Alam (SDA) yang masih terjaga, 60 persen wilayah hutannya masih asri. Sisanya, 40 persen merupakan kawasan permukiman.
Ketika menerima audensi BKSDA Kalbar dan PJLHK Kementerian LH itu, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengungkapkan, bahwa daerah yang dipimpinnya ini merupakan salah satu dari delapan kabupaten yang tergabung dalam Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).
LTKL ini merupakan bentuk kolaborasi dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, berdampak nyata, serta memiliki keseimbangan ekonomi, sosial danlingkungan.
“Kabupaten Sintang sangat berkonsentrasi terhadap pengembangan dan menjaga hutan yang merupakan energi hijau yang patut dilestarikan,” kata Jarot.
Untuk menjaga kawasan hutan Kabupaten Sintang yang mencapai 60 persen, Jarot mengaku sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk 6 Desa yang dijadikan Kawasan Tempo Budaya.
“Beberapa desa lagi yang akan kami kembangkan,” ucapnya.
Jarot sangat ingin mengembangkan dan mengoptimalkan potensi SDA di kawasan Bukit Kelam, tanpa harus merusak lingkugan.
“Kebetulan pada 2018 kita akan mengadakan Festival Kelam Hill yang akan mempromosikan potensi wisata Bukit Kelam,” katanya.
Pengoptimalan potensi SDA melalui pengembangan sektor wisata ini, tambah dia, selain di Bukit Kelam, juga difokuskan di Hutan Wisata Baning.
“Kita sangat fokus pada kedua kawasan hutan ini,” tegas Jarot. (Dex)