LensaKalbar – Bukit Peneriman, Kecamatan Sungai Pinyuh longsor, Minggu (10/9) pagi. Kondisi itu pun diakibatkan hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur sebagai Kabupaten Mempawah.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Mempawah tidak mau kecolongan. Langkah strategis pun diambil. “Langkah pertama kita menghentikans eluruh aktifitas pertambangan di wilayah longsor itu. Kemudian, masyarakat setempat diimbau untuk selalu waspada, apabila terjadi bencana longsor susulan,” kata Wakil Bupati Mempawah, Gusti Ramlana, ketika meninjai lokasi longsor, Selasa (12/9).
Gusti meminta agar Muspika dan BPBD segera mengintruksikan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya longsor Bukit Peniraman. Karena kondisinya sangat mengkhawatirka.
“Begitu juga pelaku penambangan galian C untuk menghentikan seluruh aktivitasnya di Bukit. Karena potensi longsor susulan sangat besar akibat intensitas hujan yang semakin tinggi. Langkah ini harus kita lakukan untuk mengantisipasi adanya korban jiwa maupun harta benda pada bencana potensi bencana longsor di Bukit Peniraman,” ungkapnya.
Sementara, Camat Sungai Pinyuh Rochmat Effendy mengungkapkan, masyarakat yang bermukim di kaki Bukit Peniraman telah melakukan langkah antisipasi. Salah satunya dengan meninggalkan rumah pada malam hari.
“Setiap malam belasan kepala keluarga yang rumahnya di kaki Bukit Peniraman ini telah mengungsi. Mereka menginap di rumah-rumah yang berada di seberang jalan raya untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan,” katanya.
Tidak hanya itu, Rochmat mengaku longsor di Peniraman sangat mengancam. Sebab potensi longsor yang besar akan berdampak terhadap radius longsor yang besar. Bahkan mencapai kawasan permukiman.
“Kami harap kerja sama masyarakat agar melakukan langkah antisipasi. Intinya, selalu waspada dan koordinasi. Jika melihat ada pergerakan tanah dari bukit, segera laporkan kepada petugas desa dan pihak terkait lainnya,” pintanya. (Syf)