Beranda Feature Dari Manis Raya untuk Indonesia

Dari Manis Raya untuk Indonesia

LensaKalbar – Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1439 Hijriyah sejatinya bertepatan 21 September 2017 Masehi. Tetapi warga Desa Manis, Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang sudah mulai merayakannya. Kemeriahannya sama dengan Tahun Baru Masehi.

“Ini acara pertama yang saya hadiri dalam rangka Tahun Baru Hijriyah, semeriah Tahun Baru Masehi,” kata dr. Jarot Winarno M.Med.Ph, Bupati Sintang, usai Peletakan Batu Pertama Pembangunan Madrasah Aliyah (MA) Syu’latul Muna, di SP1 Desa Manis Raya, Minggu (10/9).

Jarot mengaku senang sekali bisa bersilaturrahmi dalam perayaan Tahun Baru Islam yang dirangkai dengan dimulainya pembangunan gedung MA Syu’latul Muna di Desa Manis Raya tersebut. Termasuk pula kegiatan-kegiatan lainnya. Peletakan batu pertama tersebut dilanjutkan Tablig Akbar yang bertemakan “Instrospeksi, Peningkatan Kualitas Keimanan dan Membentuk Masyarakat Madani Berbasis Pancasila”.

“Dari Manis Raya untuk Sintang, dari Sintang untuk Kalbar untuk Indonesia. Madani masyarakat yang toleran dan damai seperti di Madinah,” kata Jarot.

Dia menjelaskan, Masyarakat Madani merupakan masyarakat yang melihat perbedaan dengan modal dasar untuk pembangunan, khususnya di Kabupaten Sintang.

Dalam kesempatan tersebut, Jarot juga mengingatkan seluruh elemen, baik pemerintah maupun masyarakat untuk introspeksi, sesuai tema perayaan tahun ini, termasuk terkait pembangunan, terutama infrastruktur jalan.

Sementara itu, Tausiyah Akbar untuk m erayakan Tahun Baru Islam ini disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar KH Drs Sahrul Yadi.

Dia mengatakan, kegiatan ini merupakan momentum untuk mengevaluasi diri bagi seluruh umat Islam di Sintang, Kalbar, dan Indonesia secara umum.

“Kesempatan ini juga untuk penguatan komitmen umat kepada Tuhan. Tentang cara memelihara ketakwaan untuk menghadap Allah dan upaya meningkatkan kualitas hidup untuk menuju masyarakat Madani,” papar Sahrul.

Menurut Sahrul, tinggal di Indonesia, siapapun harus siap dengan perbedaan. “Kita mempunyai Pancasila. Ini bukan agama, tetapi tidak bertentangan dengan agama. Sehingga kita harus menghayati Pancasila di setiap aspek hidup kita,” jelasnya. (Dex)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here