
LensaKalbar – Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, setiap kader kesehatan di Kabupaten Sintang harus mengenali dan mengamalkan tiga pilar kesehatan, yakni Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Tiga pilar itu penting diingat dan diamalkan,” kata dr. Jarot Winarno M.Med.Ph, Bupati Sintang, ketika membuka Workshop Peningkatan Kualitas Kader Kesehatan Puskesmas dan Pustu, di Ballroom Hotel My Home Sintang, Selasa (12/9).
Pilar Pertama, Paradigma Sehat. Merupakan upaya untuk mengubah pola pikir stakeholder dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dengan peningkatan upaya promotif-preventif, pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keluarga, peningkatan keterlibatan lintas sektor dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Pilar Kedua, Penguatan Pelayanan Kesehatan. Maksudnya, untuk menjamin keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Mengacu pada peningkatan akses Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), optimalisasi sistem rujukan, peningkatan mutu pelayanan, penerapan pendekatan continuum of care, intervensi berbasis risiko (health risk). Pilar Ketiga, JKN. Tujuannya, memberikan perlindukungan kesehatan bagi seluruh masyarakat, baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun non-PBI. Fokusnya pada pengembangan benefit package, menggunakan sistem pembiayaan asuransi dengan asas gotong royong, serta kendali mutu dan biaya pelayanan kesehatan.
Menurut Jarot, untuk dapat mengamalkan tiga pilar tersebut, tentunya membutuhkan peningkatan kualitas kader kesehatan. Olehkarenanya, Ia sangat menyambut baik workshop yang digelar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggial dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bekerjasama dengan Universitas Gajahmana (UGM) ini.
“Setelah mengikuti kegiatan ini, saya harap para kader kesehatan dapat menerapkannya di masyarakat. Perkuat pelayanan kesehatan, sesuai dengan standar pelayanan minimal,” pinta Jarot.
Dia meminta para kader kesehatan seperti para perawat, bidan dan tenaga medis lainnya di Puskesmas dan Pustu meningkatkan kinerja di wilayah tugasnya masing-masing.
“Masyarakat kita itu akan senang, apabila dia sakit, perawat atau bidan datang ke rumahnya. Ini merupakan harapan masyarakat yang bertumpu kepada kita sebagai kader kesehatan di desa, tempat kita bertugas,” kata Jarot.
Negara ini bisa berkembang, maju, dan besar, kata Jarot, kalau dikelola dengan memberikan harapan.
“Kita harus selalu berpikir positif, memberikan harapan kepada masyarakat. Jangan memberikan ketakutan kepada mereka. Mulailah berikan harapan dari lingkungan terkecil, dalam rumah dan masyarakat,” papar Jarot.
Ia juga meminta kader ksehatan untuk sesegera mungkin melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sintang, bila menemukan bangunan Puskesmas yang sudah tidak layak.
“Begitu juga kalau tenaga medisnya kurang, segera lapor. Ini merupakan kegiatan utama kesehatan dalam preventif,” jelas Jarot.
Di tempat yang sama, Perwakilan Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dr Sutata mengatakan, kegiatan peningkatan kapasitas di bidang kesehatan ini dilaksanakan selama tiga hari. Kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan ini, merupakan langkah awal pengendalian penyakit di kawasan perbatasan, baik menular ataupun tidak. Melaluinya akan diketahui rancangan model pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Sementara Perwakilan UGM Yogyakarta, Sofia Adriana mengungkapkan, workshop ini dilaksanakan di sepuluh kabupaten di seluruh Indonesia, salah satunya di Kabupaten Sintang.
“Tujuannya, agar para kader kesehatan dapat memahami permasalahan yang terjadi di wilayah kerjanya dan dapat memberikan solusi atau sumbangsih kepada masyarakat,” kata Sofia. (Dex)