Beranda Sintang 2018, Sintang Usulkan Bangun BTS di Perbatasan

2018, Sintang Usulkan Bangun BTS di Perbatasan

BTS di Perbatasan
Ilustrasi

LensaKalbar – Harapan masyarakat perbatasan segera dibangun base transceiver station (BTS) belum bisa terwujud dalam waktu dekat. Pemerintah belum mengusulkan dibangun kecuali untuk 2018 mendatang.

“Tahun 2017 belum ada pengusulan. Anggaran perubahan juga tidak memungkinkan. Kita akan mengajukan untuk anggaran tahun 2018,” kata Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Sintang A. M Hermanto, kemarin.

Menurut Hermanto Pemkab Sintang sebenarnya ingin segera bisa membangun. Namun Diskominfo baru terbentuk atas perubahan organisasi perangkat daerah (OPD). Sehingga ditahun sebelumnya belum bisa diusulkan pembangunan BTS untuk daerah perbatasan maupun di desa yang belum terjangkau sinyal telepon genggam.

Hermanto menambahkan wilayah perbatasan dipastikan bakal mendapat skala prioritas dalam pengusulan pembangunan BTS. Jaringan komunikasi daerah perbatasan mesti terbangun, sebagai alasan utama. Warga perbatasan disebutnya telah lama mendambakan bisa terjangkau komunikasi dengan telepon genggam.

Ia menambahkan bagi desa yang belum terhubung sinyal dapat berkoordinasi dengan Diskominfo. Karena dalam pengajuan proposal pembangunan BTS dari kementrian mesti mendapat dukungan masyarakat. Misal dipersyaratkan menyiapkan lahan minimal seluas 20X20 meter.

Kemudian, lanjut Hermanto, dalam proposal juga mesti melampirkan jumlah kepala keluarga (KK) wilayahnya yang akan diusulkan dibangun BTS. Data luas wilayah dan masyarakatnya yang menggunakan telepon genggam juga ikut dicantumkan. “Secara prosedurnya demikian,” kata Hermanto.

Menurut Hermanto khusus lahan untuk disiapkan mesti menyesuaikan dengan hasil survei titik koordinat yang cocok dibangun BTS. Tidak dapat masyarakat menentukan titik lokasi pembangunannya. Jaminan akan keberadaan lahannya yang dapat dibangun  tetap harus ada, untuk lokasi yang dianggap cocok.

Hermanto mengatakan, kalau di daerah perbatasan pemerintah sudah membangun tujuh BTS pada 2016. Operatornya juga sudah ada. Pemerintah telah merekrut tenaga honorer sebagai petugasnya.  Pemerintah bisa membangun BTS sinyal telepon genggam memang telah lama diharapkan warga perbatasan.

Kini warga perbatasan sebagian terpaksa membeli penyedot sinyal agar bisa berkomunikasi melalui telepon genggam. Cuma aksesnya masih terbatas.

“Hanya ada di kantor desa. Kalau masyarakat mungkin belum ada,” kata kepala desa Nanga Seran, Juswardi.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here